ATPH
DN22
Pameran
Artikel
26 Sep 2025
Blitar, 26 September 2025 – Pameran Bonsai Nasional EBONI (Exhibition of Bonsai Nusantara) 2025 bukan sekadar ajang memamerkan keindahan pohon dalam miniatur. Lebih dari itu, event ini adalah sebuah narasi panjang tentang perjalanan, ketekunan, dan harmoni antara manusia dan alam. Salah satu naratornya adalah Endri Noor Iksan, seorang bonsais (seniman bonsai) yang karyanya turut menghiasi ruang pamer.
Endri, yang juga menjabat sebagai Juri Nasional Tingkat Madya di Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI), membagikan ceritanya dengan penuh semangat. Perjalanannya di dunia bonsai berawal sederhana, dari sebuah kunjungan atau kunkerin (kunjungan kerja industri) ke UD Artha Bonsai di Batu pada tahun 2015. Kunjungan itu bagaikan percikan api yang menyalakan obsesinya.
“Semuanya berawal dari KUKERIN ke UD Artha Bonsai Batu. Setelah kunjungan itu, saya sering datang ke sana untuk belajar. UD Artha Bonsai sangat berpengaruh dalam proses belajar saya,” kenang Endri. Dukungan dari keluarga besar UD Artha Bonsai menjadi fondasi kuat baginya hingga akhirnya mampu berkembang dengan mandiri seperti sekarang.

Naturalis Ekspresif dan Tantangan Waktu
Ketika ditanya tentang gaya bonsai favorit, Endri menyebut "Naturalis Terapan" dengan ciri khas percabangan yang ekspresif. Gaya ini berusaha menangkap esensi keindahan alam liar dan memadatkannya dalam sebuah wadah. Namun, seni yang membutuhkan kesabaran tinggi ini memiliki tantangan terbesarnya sendiri: waktu.
“Tantangan terbesarnya adalah waktu,” ujarnya singkat, merujuk pada proses panjang sejak bibit ditanam, dibentuk, hingga akhirnya layak disebut sebagai sebuah karya seni yang matang. Semua bonsai yang dipamerkannya di EBONI 2025 adalah karya sendiri, hasil budidaya pribadi dan kerja sama dengan petani. “Misal, bibit dari saya, nanti kalau tanaman sudah siap panen, saya beli,” jelasnya mengenai model kolaborasinya. Endri juga dikenal memiliki koleksi spesies lokal yang khas, sebuah upaya untuk melestarikan kekayaan flora Indonesia.

Hobi, Seni, dan Nilai Ekonomi Masa Depan
Bagi Endri, bonsai adalah perpaduan sempurna antara hobi, seni, dan investasi. “Saya memilih bonsai sebagai seni dan hobi karena saya suka, dan saya melihat ada nilai ekonomis di masa depan,” tuturnya. Keikutsertaannya dalam EBONI 2025 ini merupakan rekomendasi dari Ketua PPBI Blitar. Harapannya jelas, agar dunia bonsai Indonesia semakin berkembang dan sukses.
Tips dari Ahli: Merawat hingga Mengirim Bonsai ke Pameran
Endri berbagi kiat teknis sederhana namun crucial. Perawatan seperti wiring (pembentukan dengan kawat) dan pruning (pemangkasan) harus dilakukan pada waktunya. “Misalnya ketika daun sudah tua, dilakukan pruning. Wiring untuk cabang yang sudah siap,” jelasnya.
Hal yang tak kalah penting adalah memastikan tanaman sampai di lokasi pameran dengan selamat. “Pastikan tanaman sehat dan dirapikan. Pot dibersihkan, kemudian saat diangkut, jangan lupa di-ganjal (kanan, kiri, bawah). Pot dibungkus jika jaraknya jauh agar media tidak berantakan akibat guncangan, dan agar pot tidak lecet atau pecah akibat benturan. Intinya, tanaman tidak boleh goyang selama perjalanan,” paparnya detail. Selama pameran, kesehatan tanaman dijaga dengan penyiraman rutin pagi dan sore, terlebih jika cuaca sangat panas.
Harapan untuk Generasi Muda SMK Kademangan
Di akhir perbincangan, Endri menyampaikan harapannya untuk SMK Kademangan, khususnya jurusan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH). “Semoga SMK KDM semakin sukses dan jaya. Saya berharap adik-adik dapat berkarya melalui hobi. Semoga lulusan ATPH bisa membuka ‘bengkel’ tanaman sendiri,” ujarnya penuh semangat.
Harapan Endri sejalan dengan semangat EBONI 2025 yang digelar di SMK Kademangan (https://smkkademangan.sch.id). Event ini tidak hanya menjadi ajang apresiasi bagi para maestro seperti Endri, tetapi juga menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk melihat potensi kreatif dan ekonomis dari dunia pertanian dan seni tanaman. Di balik setiap dahan yang dibentuk, tersirat pesan tentang keindahan, ketekunan, dan masa depan yang berkelanjutan.
