Program Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan (Adiwiyata) merupakan program pemerintah untuk mendorong terciptanya lingkungan sekolah yang bersih, indah, asri dan nyaman. Dalam mewujudkan Sekolah Adiwiyata diperlukan dukungan semua warga sekolah, masyarakat, dan instansi terkait.
Sebelum program ini dicanangkan, SMKN 1 Kademangan telah rutin melaksanakan kegiatan Jumat Bersih. Lingkungan yang asri dengan banyaknya pepohonan menjadi modal dasar bagi SMKN 1 Kademangan untuk menjadi Sekolah Adiwiyata. Pada 25 Desember 2017, SMKN 1 Kademangan telah sah mendapat predikat sebagai Sekolah Adiwiyata tingkat kabupaten. Penghargaan ini semakin mendorong semangat semua warga sekolah untuk menyukseskan program yang telah disusun bersama. Saat ini telah terbentuk 17 kelompok kerja (pokja) yang satu sama lain saling terkait dan bekerjasama, yaitu:
1. Pengomposan dan Biopori
2. 3R (Reduce, Reuse dan Recycle)
3. Budidaya Sayur dan Buah
4. Taman Obat Keluarga
5. Green House
6. Penghijauan dan Pohon Lindung
7. Perikanan dan Satwa
8. Pondok Ilmu
9. Tata Tertib
10. Dokumentasi
11. Sanitasi
12. Penghematan Air
13. Penghematan Sumberdaya Listrik
14. Juru Pemantau Jentik
15. Pujasera (Kantin Sehat)
16. Usaha Kesehatan Sekolah
17. Pertamanan dan Keindahan
Untuk melaksanakan program kerja tiap pokja di atas, SMKN 1 Kademangan bekerjasama dengan SMAN 2 Blitar dan SMAN 1 Talun. Diawali pada hari Senin, 15 Januari 2018 diadakan Rapat Koordinasi Tim Adiwiyata yang dihadiri Drs. Johan Edy Prastiwo, M.Pd selaku Kepala Sekolah dari SMAN 2 Blitar yang telah menjadi Sekolah Adiwiyata Mandiri Tahun 2017, beserta Bapak Sugeng Harjanto dan Ibu Ike Sulistyaningsih dari SMAN 1 Talun sebagai sekolah pengimbas.
Dalam sambutannya, Drs. Johan menyampaikan bahwa pendekatan adiwiyata bisa menjadi solusi untuk mengatasi masalah karakter siswa, karena akar dari masalah lingkungan adalah tingkah laku manusia. Melalui adiwiyata, siswa akan berlatih 4 kecakapan hidup yang harus dimiliki di abad ke-21, yaitu ketrampilan dalam komunikasi, kolaborasi, berpikir kritis, dan kreatif (4C). Siswa dilatih untuk peka terhadap lingkungan dan merencanakan aksi lingkungan untuk mengatasi permasalahan yang timbul. Tinjauan terhadap lingkungan tersebut mencakup aspek Sampah, Energi, Keanekaragaman Hayati, Air, dan Makanan (SEKAM).
Prinsip dari adiwiyata adalah bermakna pembelajaran, partisipatif, dan konsisten, sehingga dibutuhkan keterlibatan aktif semua warga sekolah agar kecintaan terhadap lingkungan tersebut menjadi budaya. Gambaran dari penyusunan program adiwiyata tersebut dijabarkan oleh tim dari SMAN 1 Talun dengan memberikan beberapa contoh dokumen yang diperlukan dalam setiap aksi lingkungan.
Dari Dinas Lingkungan Hidup, sekolah mendapatkan bantuan bibit pohon alpukat, kelengkeng, nangka, dan sirsat, serta sarana berupa drum sampah, pemilah sampah dan alat biopori. Dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada di sekitar terutama yang semula dianggap sampah atau limbah (misalnya botol plastik, kresek dan kertas bekas), beberapa pokja telah mulai melaksanakan program-programnya, antara lain pembuatan biopori dan pengompos; penanaman pohon buah, tanaman obat dan tanaman sayur serta tanaman hias; pembangunan green house; pembuatan vertikultur (pot bertingkat); pembuatan ovitrap/ perangkap nyamuk; pemanfaatan kertas bekas; pembuatan taman dan masih banyak lagi.