Jawa Timur bersama mitra kerja Komisi IX DPR RI menggelar acara Sosialisasi
Program Pengendalian Penduduk di SMKN 1 Kademangan. Kegiatan yang diikuti
kurang lebih 200 peserta didik tersebut dihadiri langsung oleh Kepala
Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur Bp. H. Yenrizal Makmur, SP, MM; Kepala
Dinas PPKBP3A Kabupaten Blitar Bp. Drs.
Wahid Rosidi, MM; dan anggota Komisi IX DPR RI Bp. Ir. Budi Yuwono, Dipl. Eng.
Pengisian daftar hadir peserta |
Dalam
sambutannya, Kepala Sekolah menyampaikan terimakasih karena SMKN 1 Kademangan
mendapat kesempatan menjadi tempat sosialisasi tentang kependudukan. Dengan
jumlah penduduk kurang lebih 260 juta jiwa, Indonesia menempati peringkat
keempat jumlah penduduk terbanyak di dunia setelah Tiongkok, India dan Amerika
Serikat. Dengan jumlah penduduk yang banyak tersebut timbul pertanyaan apakah
menguntungkan atau merugikan. Pada 2020 – 2035 Indonesia mendapatkan bonus
demografi, yaitu suatu masa dimana jumlah penduduk usia produktif (usia 16 – 64
tahun) lebih banyak daripada penduduk usia non produktif. Hal ini akan sangat
menguntungkan jika pemuda Indonesia memiliki kompetensi tinggi sehingga bisa
memasuki pasar kerja global. Mengingat begitu besarnya potensi pemuda, disela-sela
sambutannya Bapak W. Jokomarsono menyampaikan slogan Bung Karno yang sangat
populer, “Beri aku seribu orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya.
Beri aku sepuluh pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.”
Sambutan Kepala Sekolah |
Dinas PPKB dan P3A Kabupaten Blitar, Drs. Wahid Rosidi, MM menyampaikan bahwa
saat ini program Keluarga Berencana mungkin kurang populer, padahal akibat yang
ditimbulkan jika jumlah penduduk tidak dikendalikan sangat besar. Berbicara
tentang penduduk seperti pisau bermata dua, jika jumlah penduduk banyak dan
berkualitas maka akan sangat menguntungkan, tetapi jika penduduknya tidak
berkualitas maka akan timbul banyak masalah, antara lain kelangkaan energi,
banjir, kepadatan lalu lintas, kepadatan pemukiman perkotaan, perubahan iklim
yang ekstrim, dan kriminalitas.
Sambutan Kepala Dinas PPKB dan P3A Blitar |
yang umum di negara berkembang adalah kasus stunting, yaitu keadaan kekurangan
gizi yang mengakibatkan tumbuh kembang anak tidak optimal. Kurang lebih 30 %
atau 9 juta anak Indonesia mengalami stunting. Salah satu penyebab stunting
adalah ketidaksiapan orang tua memberikan gizi berkualitas pada 1000 hari
pertama kehidupan anak akibat perkawinan dini, karena belum matangnya kesiapan
fisik, mental dan kemandirian/ ekonomi dari orangtua tersebut. Usia ideal untuk
menikah bagi laki-laki adalah diatas 25 tahun, dan diatas 21 tahun bagi
perempuan. Untuk itu perlu diadakan program Genre atau Generasi Berencana,
dimana remaja diberi dan saling bertukar informasi tentang bagaimana menata
masa depannya.
Komisi IX DPR RI Ir. Budi Yuwono, Dipl. Eng. menambahkan, bahwa program
Keluarga Berencana bukan semata masalah kontrasepsi, tapi juga masa depan bangsa.
Masalah kependudukan yang dihadapi Indonesia adalah kurangnya kualitas, daya
dukung dan pemerataan kesejahteraan. Peserta didik SMK perlu diberikan
sosialisasi tentang pengendalian kependudukan karena remaja adalah generasi
penerus bangsa. Menghadapi Indonesia Emas 2045 remaja Indonesia harus SIP,
Smart, Innovative dan Professional. Peserta didik harus memanfaatkan kesempatan
belajar di SMK agar menjadi tenaga produktif yang berkualitas.
Sambutan Ir. Budi Yuwono, Dipl. Eng |
sesi tanya jawab, beberapa pertanyaan peserta antara lain apa saja yang perlu
dipersiapkan sebelum menikah agar keluarga yang dibangun kelak bisa harmonis,
bagaimana menghadapi pola pikir masyarakat tentang banyak anak banyak rezeki,
serta bagaimana mengatasi penyebaran penduduk yang tidak merata.
Tanya jawab dengan peserta |
pertanyaan peserta, H. Yenrizal Makmur, SP, MM menyampaikan materi tentang
permasalahan kependudukan. Pada dasarnya masalah kependudukan di Indonesia
berkaitan dengan aspek kuantitas, kualitas, dan mobilitas. Dari aspek
kuantitas, Indonesia memiliki jumlah penduduk yang sangat besar dan tinggal di
kepulauan, hal ini akan berdampak pada kesejahteraan, antara lain pemukiman
kumuh di perkotaan, kesenjangan sosial dan ketidakseimbangan antara pertumbuhan
penduduk dengan produksi pangan, sandang, dan papan, hingga banyaknya
pengangguran dan munculnya kriminalitas. Upaya untuk mengatasi permasalahan
tersebut antara lain pendewasaan usia perkawinan (PUP) dan pembatasan jumlah
kelahiran. Kepada remaja perlu disampaikan pengetahuan tentang kesehatan
reproduksi remaja dan usia ideal untuk menikah dengan harapan sudah memiliki
kesiapan dan tanggung jawab dalam memahami makna kehidupan berkeluarga sebagai
amanah sakral dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
Sambutan Kepala BKKBN Jawa Timur |
Pembagian doorprize untuk peserta yang aktif |
aspek kualitas penduduk, masalah yang dihadapi antara lain rendahnya pendidikan
dan penguasaan teknologi, masalah kesehatan, dan perekonomian yang kurang
berkembang baik. Banyak anak banyak rezeki, banyak penduduk akan banyak
keuntungan jika penduduk tersebut berkualitas, pendidikannya bagus, punya
kemampuan dan ketrampilan. Sedangkan pada aspek mobilitas, persebaran populasi
penduduk Indonesia terjadi ketimpangan, dimana penduduk terkonsentrasi di Pulau
Jawa (58%) padahal pulau Jawa memiliki luas 7% dari total daratan Indonesia.
Untuk itu perlu dilakukan upaya seperti transmigrasi dan pembangunan industri
di daerah jarang penduduk, pemerataan pembangunan dan perbaikan sarana
prasarana ke pelosok, serta upaya-upaya pemberdayaan ekonomi.
sosialisasi, ditunjukkan infografis kegagalan pengendalian penduduk yang
berdampak pada berbagai aspek pembangunan (sosial, ekonomi, politik, daya
dukung alam, daya tampung lingkungan, pertahanan dan keamanan, serta ajakan
untuk mewujudkan keseimbangan kuantitas dan kualitas penduduk melalui program
kependudukan, keluarga berencana, dan pembangunan keluarga (KKBPK). Dalam
sosialisasi ini sekolah mendapatkan fasilitas papan informasi, papan
pengumuman, laptop, printer dan almari untuk mendukung program KKBPK tersebut.
Puluhan doorprize dibagikan pada acara yang dipandu oleh Akbar alias Petruk
dari Radio Patria ini, antara lain alat tulis, tas ransel dan hadiah utama
yaitu sepeda gunung yang diberikan kepada peserta yang aktif maupun melaui
undian yang diikuti dengan antusias oleh peserta hingga akhir acara.
Penyerahan fasilitas sosialisasi untuk sekolah |
Pembagian doorprize alat tulis |
Pembagian doorprize tas ransel |
Penyerahan doorprize sepeda |
Foto bersama |